Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

HIDUP BAHAGIA


Arundati Shinta
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta



Bahagia tidak selalu sama dengan uang, namun ketiadaan uang juga akan mempersulit tercapainya hidup bahagia. Hidup bahagia adalah cara orang-orang menghabiskan usianya dengan nyaman, menyenangkan, selalu diliputi rasa puas dan cinta. Cara yang nyaman dan menyenangkan berarti individu melakukan usaha-usaha dengan bersemangat, hati rela melakukan usaha-usaha itu, dan selalu bangkit lagi melakukan usaha-usaha itu bila menemui kegagalan. Jadi cara-cara yang nyaman dan menyenangkan tidak berarti individu tidak mengalami kegagalan atau kesulitan.

Apa saja cara-cara yang bisa ditempuh agar bisa hidup bahagia? Saran ke-1 adalah berpura-pura bahagia. Pura-pura bahagia ini ditunjukkan antara lain dengan selalu tersenyum. Cara berpura-pura ini akan mendorong individu untuk menyelaraskan antara tersenyum (meskipun terpaksa) dengan perasaan menjadi lebih baik (bahagia) (Myers, 1994). Saran ke-2 yaitu memaksa diri untuk selalu berpikir optimis dan mampu mencari hikmah dari suatu peristiwa yang menyedihkan. Saran ke-3 yaitu berteman sebanyak-banyaknya (Myers, 1994; Wiseman, 2003). Mempunyai banyak teman berarti individu akan mendapatkan kesempatan untuk bersosialisasi, membicarakan persoalan hidup, ikut menyumbang pemecahan masalah yang dihadapi teman, mendapatkan informasi terbaru, dan mengurangi rasa kesepian (Midllebrook, 1974).

Saran ke-4 yaitu aktif dalam kegiatan di lingkungan sosialnya, sehingga mempunyai peran yang berarti (Myers, 1994; Soetrasno, 2010). Saran ke-5 yaitu selalu berusaha untuk aktif dalam arti kognitif, seperti mengisi TTS. Saran ke-6 yaitu aktif secara fisik, seperti olah raga, menjaga makanan yang dikonsumsi, tidak merokok, dan selalu mengecek kondisi tubuh (Roth, 2009). Saran ke-7 yaitu tidak membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Milikilah kegiatan yang menarik, unik, dan menginspirasi orang lain (Lathief, 2012).

Sebagai penutup tulisan ini, sekali lagi perlu ditekankan bahwa hidup harus dinikmati. Sungguh sayang bila hidup yang hanya mampir ngombe (sangat sebentar) ini diisi dengan kesedihan yang tidak berujung. Kebahagiaan harus diciptakan dan diperjuangkan terus menerus bukan otomatis tersedia seperti halnya barang-barang yang dijual di toko.

DAFTAR PUSTAKA

Lathief, I. (2012). Normal is boring. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Middlebrook, P. N. (1974). Social psychology and modern life. New York: Alfred A. Knopf.
Myers, D. G. (1994). Exploring social psychology. New York: McGraw-Hill, Inc.
Roth, J. D. (2009). The psychology of happiness: 13 steps to a better life. Retrieved on August 12, 2012, from http://www.getrichslowly.org/blog/2008/08/25/the-psychology-of-happiness-13-steps-to-a-better-life/
Soetrasno, S. A. (2010). Empat belas masalah lansia. Retrieved on May 3, 2012, from http://lansiasehat.com/empat-belas-masalah-lansia.html).
Wiseman, R. (2003). The luck factor: The four essential principles. New York: Miramax Books hyperion.


  • Tulisan ini petama kali dipublikasikan di Radio Republik Indonesia (RRI) Yogyakarta pada 23 Agustus 2012.
  • Semua komentar tulisan ini dialamatkan ke arundatishinta@yahoo.com




Post a Comment

0 Comments