Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

PSIKOLOGI LINGKUNGAN : PENTINGKAH UNTUK DIPELAJARI?



Arundati Shinta

Foto : Elisa
Lingkungan hidup kita semakin lama semakin buruk kualitasnya. Apa saja indikatornya? Sekitar tahun 1980-1990, masyarakat pengguna sepeda motor di Yogyakarta masih jarang yang menggunakan masker (penutup mulut dan hidung). Sekarang, hampir semua pengendara sepeda motor menggunakan masker. Polusi udara yang paling gawat terjadi di kawasan Malioboro, dibandingkan daerah kawasan Kridosono dan UGM. Hal ini karena Malioboro adalah pusat kota dan pusat bagi para turis. Selain itu juga ditemukan suhu udara di Yogyakarta sudah mencapai 35 derajat Celcius. Padahal suhu udara untuk daerah tropis pada umumnya adalah sekitar 27 derajat Celcius. Hal ini menunjukkan bahwa udara di Yogyakarta sudah mengalami kenaikan 7 derajat Celcius. Pemanasan ini akibat polusi udara yang semakin lama semakin tidak terkendali (Suparwoko & Firdaus, 2007).
Polusi air pun sekarang ini sudah mengancam masyarakat Yogyakarta, terutama semenjak bisnis laundry (usaha cuci baju) mulai menjamur. Pada umumnya, para pengusaha cuci baju tersebut tidak menetralisir air limbah cucian, bahkan limbah itu langsung saja dibuang ke sungai yang terdekat. Air sungai di Yogyakarta tercemar air sabun, besi (Ferrum), dan mangan (Mn). Bahkan 75 persen sumur warga juga sudah tercemar bakteri e-coli (KR on line, 10 Maret 2013). Gejala ini menunjukkan para pengusaha bisnis cuci baju telah memprioritaskan keuntungan finansial dengan mengorbankan lingkungan, karena usaha-usaha menetralisir limbah ternyata sangat mahal. Pencemaran tanah juga kerap menjadi permasalahan masyarakat. Di Wates Kulon Progo DIY, masyarakatnya telah memprotes proyek Pelabuhan Tanjung Adikarta yang dilakukan oleh PT Adhi Karya. Dampaknya adalah lahan garapan masyarakat telah tercemar air laut, sehingga tanah seluas 3,2 ha sudah tidak layak ditanami (RRI Jogjakarta, 2012).
Berbagai bencana juga melanda. Data pada tahun 2013 untuk beberapa daerah di Indonesia menunjukkan bahwa selama bulan Februari sampai Maret 2013 telah terjadi 27 kali tanah longsor, dua kali abrasi, 59 kali banjir, 17 kali gempa bumi, 24 gunung berapi berada pada kondisi siaga dan waspada, 4 kali kebakaran pemukiman, dan 27 kali putting beliung (BNPB, 2013).
Rendahnya kualitas lingkungan hidup juga dapat dilihat dari tingginya angka kemacetan lalu lintas, kepadatan penduduk, disain rumah yang tidak nyaman, dan kumuhnya lingkungan tempat tinggal. Mengapa kualitas tempat tinggal ini semakin tidak bermutu? Salah satu sebabnya adalah pertumbuhan penduduk yang semakin tidak terkendali. Pada era Presiden Suharto (sekitar tahun 1970- 1998), program Keluarga Berencana digalakkan dan hasilnya sukses. Hampir setiap orangtua akan merasa malu bila mempunyai anak lebih dari dua. Sekarang, mempunyai 3 anak merupakan hal yang biasa. Persoalan klasik berikutnya dari jumlah penduduk yang tidak terkendali adalah tingginya angka pengangguran, kemiskinan tinggi, sehingga angka kejahatan akan semakin naik. Hidup menjadi semakin tidak nyaman, ketika para pemimpin sudah tidak dapat menjadi panutan karena perilakunya yang tidak terpuji.
Melihat rendahnya mutu lingkungan hidup dan kenyamanan hidup, maka timbul pertanyaan “Haruskah kita peduli terhadap lingkungan kita?. Mengapa pihak yang peduli pada lingkungan harus kita, bukan mereka (orang-orang yang menjadi sumber polusi)?. Apa yang harus kita lakukan? Apakah hanya sekedar menanam pohon saja? Kapan kita sebaiknya mulai mempedulikan lingkungan? Bukankah kita tidak mempunyai uang berlebih untuk mempedulikan lingkungan hidup?”. Mungkin masih banyak pertanyaan yang akan muncul, yang pada hakekatnya adalah mempertanyakan komitmen kita terhadap pemeliharaan lingkungan hidup.
Pertanyaan-pertanyaan terhadap komitmen kita sebagai penghuni planet ini sebenarnya sangat relevan dengan psikologi lingkungan. Hal ini karena berbagai persoalan lingkungan hidup pada hakekatnya bersumber pada perilaku, sikap, dan persepsi manusia terhadap lingkungannya. Bila persepsi, dan sikap manusia termasuk kategori buruk terhadap lingkungannya, maka perilaku yang dimunculkan juga buruk. Oleh karena itu, bila lingkungan hidup ingin terjaga lebih baik maka harus ada perubahan perilaku yang mendasar termasuk perubahan persepsi dan sikap terhadap lingkungan. Target perubahan perilaku, sikap, dan persepsi itu pada awalnya adalah diri kita sendiri. Setelah diri sendiri mampu memberi suri tauladan tentang perilaku peduli lingkungan, barulah kita mengajak orang lain untuk peduli pada lingkungan.
Oleh karena kepedulian terhadap lingkungan hidup erat hubungannya dengan psikologi lingkungan, maka kita perlu memahami apa psikologi lingkungan itu. Pengertian tentang psikologi lingkungan pada mulanya terjadi berkat pertemuan para ahli rancang bangunan (arsitek) dan ilmuwan perilaku pada tahun 1950-an. Kedua ahli itu bekerjasama untuk mendapatkan sebuah bangunan yang tidak hanya memenuhi syarat-syarat konstruksi yang kuat, indah, tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan psikhis dan perilaku para penghuni bangunan itu (Canter & Craik, dalam Fisher, Bell, & Baum, 1984). Bila penghuni bangunan itu seorang perancang baju mislanya, maka ruangan-ruangannya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga bisa memunculkan semangat untuk mencipta. Proses penciptaan sering kali terjadi bila tempat untuk mencipta itu bersuasana nyaman dan tidak bising. Contoh ruangan yaitu dinding dan perabotannya mampu menyerap kebisingan antara lain dengan menambah banyak bantal dan karpet, melapisi bahan-bahan dinding dari kayu dan besi dengan bahan-bahan kedap suara dan lembut, jendela dibuat dua lapis, dan pintu dari kayu yang tebal (Diela, 2012). Dinding dengan warna oranye akan menimbulkan semangat mencipta yang kreatif (Yuliyanni, 2011).
Selanjutnya pemahaman tentang dampak penataan bangunan rumah sakit ternyata berhubungan dengan kemajuan kesembuhan pasien (Proshansky & Altman, dalam Fisher et al., 1984). Warna-warna tenang dan dingin seperti abu-abu muda, cenderung membuat pasien menjadi lebih tenang, stabil, dan nyaman. Warna-warna itu mendorong kesembuhan pasien rumah sakit (Edupaint.com, 2012).
Kalau memang psikologi dapat membantu orang-orang untuk peduli pada lingkungan atau mampu membuat lingkungan menajdi lebih baik, lalu apa sebenarnya pengertian psikologi lingkungan itu? Pengertian psikologi lingkungan sangat banyak dan sulit untuk dipersatukan. Oleh karena begitu sulit dipertemukan maka ada istilah yang sangat sesuai yaitu environmental psychology is what environment psychologist do (Proshansky, Ittleson, & Rivlin, dalam Fisher et al., 1984). Hal itu berarti bahwa psikologi lingkungan adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh ahli psikologi lingkungan. Merasa tidak puas dengan definisi tersebut, maka disusunlah definisi psikologi lingkungan berikutnya yaitu environmental psychology is the study of the interrelationship between behavior and the built and natural environment (Fisher et al., 1984). Kalimat itu berarti psikologi lingkungna ialah ilmu yang mempelajari tentang hubungna yang saling mempengaruhi antara perilaku dengan lingkungan baik lingkungan alam maupaun lingkungan buatan.
Untuk mempelajari psikologi lingkungan, maka beberapa karakteristiknya harus dipahami. Karakteristik pertama psikologi lingkungan adalah selalu melibatkan unsur-unsur lingkungan, situasi dalam individu, dan perilaku. Hal ini tercantum dalam formula yang dikemukakan oleh Kurt Lewin yaitu B = f (P, E) (Neill, 2004). B adalah behavior atau perilaku, P adalah personal characteristic, dan E adalah environment atau lingkungan. Hal itu berarti bahwa semua perilaku individu merupakan hasil interaksi antara karakteristik personal dan situasi sosial yang ada. Jadi dalam hal ini karaktrisitk individu tidak bisa dipisahkan dengan situasi sosial yang ada pada saat perilaku terjadi. Menurt Lewin dalam tulisan Neill (2004) tersebut, semua perilaku individu tentu mempunyai tujuan. Tujuan itulah yang akan mengarahkan perilaku individu. Jadi Lewin juga mengatakan bahwa motif adalah dorongan bagi individu untuk mencapai suatu tujuan.
Karakteristik kedua psikologi lingkungan adalah interdisipliner, atau sangat erat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Apa saja ilmu-ilmu lain yang erat hubungannya deegan psikologi lingkungan? Arsitek (perancang bangunan) dan perancang lingkungan (urban planners) sering mendalami persepsi orang-orang terhadap lingkungan. Oleh karena itu, para arsitek dan perancang lingkungan yang ingin membentuk persepsi penghuni suatu daerah, maka mereka harus memahami psikologi lingkungan.
Sebagai contoh, apabila individu berada dalam sebuah pemeran lukisan, maka ia terdorong untuk berperilaku tenang, dan mengevaluasi lukisan-lukisan yang terpajang. Apabila individu itu kemudian berada pada sebuah mall, maka perilakunya menjadi lebih agresif. Perbedaan perilaku ini terjadi karena perilaku itu dituntun oleh pengetahuan tentang situasi, penataan warna ruang, dan unsur-unsur keruangan lainnya (space). Apabila unsur-unsur keruangan dan warna dari tempat yang disinggahi individu itu tidak berada dalam tataran harmoni, maka individu akan mengalami kebingungan. Sebagai contoh, apabila mall itu ditata dengan warna hitam putih saja dan perabot-perabot yang ada tidak disusun dengan menarik, maka individu akan emnampakkan perilaku bingung. Begitu juga bila pameran lukisan itu ditata tidak ubahnya seperti mall, maka individu akan merasa kebingunan (Datta, n.d.).
Karakteristik ketiga psikologi lingkungan adalah sangat erat hubungannya dengan psikologi sosial. Hal ini karena psikologi sosial mempelajari perilaku, sikap, dan persepsi orang-orang dalam situasi sosial. Perilaku yang dinampakkan orang-orang itu tidak semata hasil pemikirannya sendiri tetapi juga karena pengaruh lingkungan. Selanjutnya psikologi sosial juga mempelajari tentang sejumlah perilaku sosial seperti perilaku tolong menolong, agresivitas, dan daya tarik individu / kelompok. Ketiga perilaku tersebut juga menajdi perhatian utama bagi para tokoh psikologi lingkungan dengan cara merekayasa lingkungan (memberi warna tertentu pada dinding, mengatur perabot), maka perilaku yang diharapkan dari para penghuninya dapat dimunculkan. Bahkan tempat penjualan yang menyemprotkan aroma tertentu ternyata menaikkan keinginan orang-orang untuk membeli barang (Chebat & Michon, 2003).
Kalau memang psikologi lingkungan penting untuk dipelajari, maka bagaimana mempelajarinya secara lebih mudah? Untuk memahami alur berpikir dalam psikologi lingkungan maka bagan di bawah ini akan sangat membantu.



Gambar 1. Alur berpikir dalam psikologi lingkungan (Fisher, et al., 1984).




Pada kotak A pada gambar tersebut di atas, individu berada dalam suatu tempat dengan lingkungan tertentu. Lingkungan teresbut mungkin berupa bencana, bising, polusi udara, temperatur yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan ruang antar individu yang tidak nyaman. Pada kotak B, individu kemudian membuat suatu persepsi melalui panca inderanya untuk memahami apa yang terjadi di sekelilingnya, mengevaluasi hasil persepsi itu. Hasil eveluasi yaitu individu senang atau tidak senang sikapnya terhadap lingkungan yang diamatinya. Pada kotak C, perilaku individu yang terpengaruh oleh lingkungan itu kemudian mendorong individu untuk mendapatkan lingkungan yang diharapkan (lingkungan ideal sesuai dengan keinginannya). Lingkungan yang diharapkan itu mungkin saja berupa kota, tempat tinggal, tempat belajar, rumah sakit, penjara, kantor, tempat rekreasi, dan lingkungan masa depan. Pada kotak D, telah terjadi perubahan sikap, persepsi, dan perilaku individu terhadap lingkungannya. Pada kotak E, individu berusaha melestarikan lingkungan yang sudah berubah tersebut.
Berdasarkan gambar tersebut di atas, ternyata individu selalu berusaha untuk mengubah lingkungan yang menurutnya tidak disukainya. Kalau pun individu tidak mampu mengubah lingkungan yang menurutnya buruk, maka individu berusha menerimanya dengan cara mengubah persepsi dan sikapnya (kotak B). Jadi dalam hal ini, antara lingkungan dan persepsi serta sikap individu terjadi pengaruh timbal balik.
Ketika individu merasa tidak nyaman dengan lingkungannya dan ia berusaha mengubahnya maka ia aktif melakukan berbagai strategi. Apa saja strategi yang mungkin dilakukan individu untuk mengubah lingkungannya? Salah satu strategi yang bisa dilakukanny adalah menggalang gerakan bersama teman-temannya untuk menyadarkan masyarakat tentang gawatnya situasi. Hal ini sudah dilakukan oleh para mahasiswa fakultas geografi UGM yang tergabung dalam EGSA (Environmental Geography Studen Association). Para mahasiswa ini mendapat dukungan dari Komunitas Sepeda Lovers. Mereka mengadakan aksi kampanye lingkungan hidup dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup. Tema yang diangkat yaitu ”Satu menit tanpa asap”. Hasil kampanye diharapkan akan mampu menyadarkan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan  lingkungan hidup di sekelilingnya. Selain itu, para mahasiswa itu juga membagikan 300 bibit tanman perindang pada masyarakat, serta mengumpulkan 1000 tanda tangan pada dua lembar kain putih untuk mendukung pengurangan emisi kendaraan (Sigit, 2012).
Masih banyak cara yang dapat dilakukan kita untuk peduli pada lingkungan di sekeliling. Satu hal yang penting untuk ditekankan yaitu kepedulian tersebut hendaknya dilakukan pertama kali pada diri sendiri, sekarang juga, dan di mulai pada hal-hal yang kecil.

Daftar pustaka:
BNPB. (2013). Data pantauan bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Retrieved on March 10, 2013 from
         http://geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/data/index.php
Chebat, J. C. & Michon, R. (2003). Impact of ambient odors on mall shippers’ emotions, cognitin, and spending: A test of competitive causal theories. Journal of Business Research, 56, 529-539.
Datta, S. M. (n.d.). The impact of colour. Curtin University of Technology. Retrieved on March 10, 2013 from
         http://hgsoconference.curtin.edu.au/local/pdf/Datta_Soma_Mandal.pdf
Diela, T. (2012). Agar rumah anda tahan bising. Propoerti Kompas.Com. 28 Agustus. Retrieved on March 10, 2013 from
         http://properti.kompas.com/read/2012/08/28/1000538/Agar.Rumah.Anda.Tahan.Bising
Fisher, J. D., Bell, P. A. & Baum, A. (1984). Environemntal psychology. 2nd ed. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Edupaint.com (2012). Warna tenang untuk kesan nyaman dan membantu penyembuhan pasien. Retrieved on March 10, 2013 from
         http://edupaint.com/diskusi/fas-kesehatan/2149-warna-tenang-untuk-kesan-nyaman-dan-membantu-penyembuhan-pasien.html
KR online (2013). Pencemaran air di Yogyakarta meluas. Kedaulatan Rakyat on line. 10 Maret 2013.
Neill, J. (2004). Field theory: Kurt Lewin. Retrieved on March 10, 2013 from http://www.wilderdom.com/theory/FieldTheory.html
RRI-Jogja. (2012). Pencemaran air tanah. Retrieved on March 10, 2013 from http://rrijogja.co.id/regional/geografi-dan-lingkungan/2241-pencemaran-air-tanah
Sigit, A. (2012). Polusi udara di kota Jogja memprihatinkan. Kedaulatan Rakyat online, 14 Juni. Retrieved on March 10, 2013 from
http://krjogja.com/read/132189/page/tentang_kami
Suparwoko & Firdaus, F. (2007). Profil pencemaran udara kawasan perkotaan Yogyakarta: Studi kasus di kawasan Malioboro, Kridosono, dan UGM Yogyakarta. Jurnal Logika. 4(2), 54-63.
Yuliyanni. (2011). Dampak psikologis warna. Retrieved on March 10, 2013 from http://yuli-lian.blogspot.com/2011/04/dampak-psikologis-warna.html




Post a Comment

29 Comments

  1. Essaynya wow, keren man! Senang dong mahasiswanya dapat materi kuliah yang sudah rapi jali. Congratulation bu Shinta. Bu Shinta, I was one of your student. Currently I am doing my doctorate degree in environmental psychology in Adelaide University. Hope we could meet again very soon.

    ReplyDelete
  2. pada jaman modern seperti saat ini, masalah lingkungan sangat banyak bermunculan,, oleh karena itu sangat berpengaruh bila ilmu psikologi lingkungan tersebut di pelajari dan di jalankan.

    ReplyDelete
  3. Seperti yang telah dituliskan pada judul artikelnya, memang sangat penting untuk mempelajari dan memahami tentang lingkungan dan perilaku sehat kita. Terutama untuk mengubah perilaku sehat saya sendiri. Artikel ini juga membantu saya dalam penambahan materi kuliah saya yang baru saya ambil sekarang ini. Terimakasih

    ReplyDelete
  4. Untuk era saat ini, menyadarkan seseorang tentang pentingnya menjaga lingkungan yang ada disekitar kita tidak mudah. Mereka hanya sebatas mendengarkan saja atau hanya membaca berita-berita yang berkaitan dengan lingkungan yang sudah tidak sehat lagi, tetapi mereka tidak melakukan perubahan untuk meminimalkan ketidak sehatan lingkungan tersebut. oleh karena itu penting sekali kita memahami bagaimana lingkungan yang sehat serta melakukan perubahan sedikit demi sedikit dimulai dari diri kita sendiri.

    ReplyDelete
  5. Psikologi lingkungan penting bagi kita untuk dipelajari, berawal dari terkecil, jika perlu mengadakan kampanye untuk menyadarkan masyarakat akan menjaga lingkungan untuk kepentingan bersama.

    ReplyDelete
  6. Psikologi lingkungan penting bagi kita untuk dipelajari, berawal dari terkecil, jika perlu mengadakan kampanye untuk menyadarkan masyarakat akan menjaga lingkungan untuk kepentingan bersama.

    ReplyDelete
  7. Artikel bu shinta sangat bagus, mendukung para mahasiswa bahwa psikologi lingkungan penting untuk dipelajari. saya setuju dengan apa yang sudah dikemukakan bu shinta pada artikel diatas, bahwa perilaku, sikap dan persepsi sangat baik dibentuk semenjak kecil, sama halnya dengan stimulus dan respon, stimulus diberikan kemudian respon pun datang, untuk berperilaku baik terhadap lingkungan.

    ReplyDelete
  8. menurut saya, artikel ini sangat menarik dan mengesankan karena selagi kita bisa mengetahui tentang banyaknya lingkungan yang harus kita jaga dan rawat

    ReplyDelete
  9. psikologi lingkungan sangat penting untuk dipelajari. sesuai dengan artikel diatas, menjaga kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab kita bersama. hal ini dapat kita lakukan atas kesadaran diri sendiri. meskipun dengan dorongan pihak lain namun jika tanpa kesadaran dari diri kita maka hal tersebut akan sia-sia belaka. kita mulai dari hal yang paling sederhana, membuang sampah pada tempatnya, semisal bungkus permen. dapat kita bayangkan jika setiap menitnya ada satu juta manusia membuang bungkus permen sembarangan, apa yang akan terjadi dengan lingkungan yang ada disekitar kita? sampah bungkus permen bertebaran dimana-mana.“Haruskah kita peduli terhadap lingkungan kita?" jawabannya adalah harus. Mengapa pihak yang peduli pada lingkungan harus kita? siapa yang akan mengawalinya klo bukan dari diri kita masing-masing. Apa yang harus kita lakukan? kita sebaiknya mulai mempedulikan lingkungan, mulailah dari hal terkecil menurut anda, dan itu tidak membutuhkan biaya sama sekali, misalnya buanglah sampah pada tempatnya.
    artikel yang luar biasa, mari kita mulai dari sekarang
    mari kita selamatkan bumi ini

    ReplyDelete
  10. menurut saya psikologi lingkungan saya penting untuk dipelajari, yang mana sikap peduli terhadap lingkungan itu bermula dari diri kita sendiri. Kita bisa menerapkan materi yang dipelajari dalam psikologi lingkungan dalam kehidupan sehari-hari misalnya bagaimana penataan ruang atau rumah yang baik yang pro terhadap lingkungan, membuat sumur resapan untuk air hujan, dan lain sebagainya

    ReplyDelete
  11. Restu Wahyuningtyas20 March 2015 at 23:26

    menurut saya mempelajari psikologi lingkungan sangat penting, terutama untuk pembentukan perilaku peduli lingkungan. perilaku peduli lingkungan sesuai dalam artikel dimulai dari diri sendiri dan bisa dimulai dari hal yang paling sederhana, misalnya mencuci piring setelah makan. perilaku yang terlihat sepele, tapi tidak mudah untuk dilakukan terlebih jika terbiasa menumpuk cucian piring setelah makan. setelah membaca artikel ini semakin memberi motivasi untuk segera memulai perilaku peduli lingkungan.

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  13. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya mempelajari Psikologi Lingkungan sangat perlu, karena merupakan ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam. Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang memengaruhi sikap dan mental manusia. Jika seseorang dididik sejak dini akan pentingnya menjaga lingkungan maka senantiasa akan tercipta lingkungan yang bersih, sehat, nyaman, rapi, indah dan senantiasa orang yang tinggal di daerah tersebut akan senang dan berpotensi untuk menjadikan lingkungannya menjadi lingkungan yang terbersih sehingga bisa dipastikan akan memperoleh penghargaan sebagai daerah dengan lingkungan terbersih. Terima Kasih

      Delete
  14. Menurut saya mempelajari Psikologi Lingkungan sangat penting, karena pendekatan psikologi lingkungan muncul sebagai protes terhadap pendekatan yang hanya memperhatikan faktor-faktor individual sebagai penyebab dari munculnya masalah-masalah lingkungan. Kecenderungan perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap keberadaan lingkungan dapat menyebabkan munculnya masalah dan kerusakan lingkungan. Bila perilaku manusia semata-mata mengarah lebih pada kepentingan pribadinya, dan kurang atau tidak mempertimbangkan kepentingan umum/kepentingan bersama, maka dapat diprediksi bahwa daya dukung lingkungan alam semakin terkuras habis dan akibatnya kerugian dan kerusakan lingkungan tak dapat dihindarkan lagi. sebagai contoh kecil kebiasaan membuang sampah plastik sembarangan. sampah plastik yang tidak mudah terurai menyebabkan banjir. padahal jika kita kelola dengan baik sampah tersebut bisa menghasilkan sesuatu yang berharga. sampah plastik yang dikumpulkan bisa dijadikan kerajinan tangan. itulah yang sedang kita bangun dari kita mengenal psikologi lingkungan ini. terimakasih bu shinta dengan yang sudah diajarkan dan artikel yang sudah sangat bermanfaat menambah ilmu bagi kita.

    ReplyDelete
  15. Kepedulian terhadap lingkungan erat kaitannya dengan psikologi lingkungan. Psikis yang sehat akan membentuk perilaku yang baik terhadap lingkungan. Essay di atas menggambarkan bahwa tingkat kepedulian masyarakat jogja terhadap lingkungan masih rendah. Kita sebagai masyarakat jogja seharusnya peduli terhadap lingkungan kita. Kepedulian tersebut dapat dimulai dari hal yang sederhana. Misalnya dengan cara melakukan servis rutin terhadap kendaraan bermotor yang kita gunakan.Menurut tips yang saya peroleh dari Bu Shinta tersebut, dengan melakukan servis rutin maka akan membantu mengurangi polusi udara. Untuk itu mari teman-teman kita mulai peduli dengan lingkungan, sebelum terjadi bencana yaa...
    Kita dapat memulai dari hal yang sederhana dengan keseharian kita...

    ReplyDelete
  16. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  17. kurang ( . ) ... berati harus. yang harus ku lakukan mulai dari diri sendiri dahulu :)

    ReplyDelete
  18. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  19. Mantap Bu Shinta. Menurut saya dengan mempelajari lalu menerapkan ilmu psikologi lingkungan itu sangat penting, karena tanpa kita sadari seringkali kita juga menjadi aktor penyumbang kerusakan lingkungan contohnya membuang sampah sembarangan, membuang air limbah cucian pakaian begitu saja ke selokan atau ke pembuangan di kamar mandi yang alirannya menuju ke sungai dari hal kecil saja kita sudah menyumbang kerusakan lingkungan. Agar hal ini tidak terjadi lagi maka peran psikologi lingkunganlah yang menyadarkan kita akan pentingnya pelestarian lingkungan, lalu bagaimana caranya? bisa dengan membuat lubang-lubang biopori, membuat sumur peresapan, memilah-milah sampah. Saya juga menyoroti soal suhu udara di kota Jogja ini yang kian hari kian panas karena akibat dari polusi udara dan minimnya taman-taman kota yang berfungsi sebagai perindang serta penyangga kota yang mulai tergeser oleh pembangunan yang sangat pesat. Terimaksih Bu Shinta Artikelnya Mantap dan semoga para penata ruang lingkungan juga membaca artikel ibu agar tau tata ruang yang ideal seperti apa yang kurang baik seperti apa.

    ReplyDelete
  20. saya setuju bahwa lingkungan adalah faktor penting bagi kesehatan (bahkan keselamatan) manusia. terutama dalam jangka waktu yg lama, kerusakan lingkungan akibat pencemaran akan berdampak pada kehidupan.

    namun mari juga kita tekankan aspek lingkungan dalam pengertian “sosial” di mana ketiadaan akses dan ketidak mampuan ekonomi telah mendorong warga kurang mampu ke lembah kualitas hidup yang begitu buruk dan musim penyakit yang datang sambung-menyambung…

    ReplyDelete
  21. Menurut saya mempelajari psikologi lingkungan sangatlah penting karna perilaku manusia berpengaruh terhadap lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alamnya. dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan itu saling memengaruhi jadi Tingkah laku manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Maka dari itu marilah kita peduli dan menjaga lingkungan yang sehat.

    ReplyDelete
  22. Judul yang sangat menarik untuk dibahas yaitu tentang psikologi lingkungan menurut saya penting karna ini juga menjadi salah satu pedoman kita untuk mendiagnosa client nantinya terhadap gangguan jiwa yang dialaminya maka faktor psikologi lingkungan juga dapat menjadi dasar kita untuk menggali permasalahan dari client tersebut. terima kasih

    ReplyDelete
  23. Artikel yang sangat bermanfaat. Wah, betapa pentingnya mempelajari psikologi lingkungan karena dengan mempelajari psikologi lingkungan inilah kesadaran kita terhadap perubahan lingkungan terbangun. Sudah seharusnya kita menjaga lingkungan kita dengan memberi pemahaman tentang akibat dari kerusakan lingkungan pada masyarakat luas. Tentunya kita mulai dari diri sendiri untuk belajar melindungi lingkungan kita. Selamat berkarya Bu Shinta, saya suka gaya kepenulisan Ibu.

    ReplyDelete
  24. Makalah yg ibuk buat sangat bangus saya sangat mendukung,kita harus mempelajari mengenai psikologi lingkungan karena itu sangatlah penting bagi km semua setelah turun kelapanga dan program itu harus kami terapkan terutama dlm keluarga baru kelingkungan sekitar betapa pentingnya psikologi lingkungan bagi kehidupan kt sehari2 demi terciptanya masyarakat indonesia yg makmur dan sejahtera sesua dengan program pemerintah dan agama yg kita yakini.sukses terus buk buat makalah yg bagus2 jd km mahasiswa dpt ilmu diluar istasi dunia pendidikan

    ReplyDelete
  25. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  26. Sangat mencerahkan, tulisan ini menjadi peringatan bagi diri saya sendiri untuk lebih menghargai lingkungan sekitar dan menjaganya. mulai dari hal2 kecil di rumah spt pemilahan sampah dll.
    mari kita jaga bumi dan lingkungan kita agar tetap lestari dan nyaman untuk di tinggali

    ReplyDelete
  27. ilmu yg dipelajari dalam psikologi lingkungan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari kita. untuk mendukung semua perilaku terhadap lingkungan harus dimulai dari kesadaran diri sendiri dulu dan mulai dari hal terkeccil di sekitar kita, meskipun awalnya kita awalnya sering meremehkan , tidak terbiasa dan harus dipaksa untuk sadar dengan lingkungan kita.

    ReplyDelete
  28. psikologi lingkungan memang sangat bagus di pelajari dan saya menyukai itu. karena lingkungan sebagai tempat dimna kita tinggal dan hidup, dimna jika kondisi lingkungan itu buruk maka akan mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. saya sangat menyadari jika kondisi sekitar kita bersih dan rapi hati pun juga akan senang dan bahagia. psikologi lingkungan mengajarkan kepada kita bahwa menjadi kotor itu baik, jangan takut kotor ketika harus memungut sampah atau bersih-bersih lingkungan. untuk menjaga lingkunagn tetap nyaman di perlukan karakter dari masing-masing individu untuk membuang sampah pada tempatnya dan bukan sekedar wacana ataupun slogan-slogan. nahh di dalam psikologi lingkungan mempelajari itu.sikap dan karakter manusia terhadap lingkunganya. terimakasih semoga bermanfaat...

    ReplyDelete

Tidak diperbolehkan adanya unsur sara dan kata-kata yang kurang terpuji